Rabu, 24 Juni 2015

Boneka penangkal hujan "Teru-teru-bōzu"



Boneka penangkal hujan "Teru-teru-bōzu"






Kadang hujan memang turun tiba-tiba, dan kita yang biasanya akan pergi keluar rumah pun jadi membatalkan rancana. Tapi, kalo urusan nya penting ya apa boleh buat harus segera pergi walau pun hari sedang hujan. Huft, memang menyebalkan kalau harus keluar saat hujan. Di Jepang ada cara menghentikan hujan dengan cara menggantung kan boneka yang bernama Teru teru bōzu. Teru teru bōzu (bahasa Jepang: 照る照る坊主、てるてる坊主) adalah boneka tradisional Jepang yang terbuat dari kertas atau kain putih yang digantung di tepi jendela dengan menggunakan benang.. Jimat ini diyakini memiliki kekuatan ajaib yang mampu mendatangkan cuaca cerah dan menghentikan atau mencegah hujan
 
Dalam bahasa Jepang, teru adalah kata kerja yang berarti "bersinar" atau "cerah"

bōzu dapat berarti bhiksu, atau dalam bahasa pergaulan masa kini dapat berarti "kepala botak" kata itu juga merupakan istilah akrab untuk menyebut bocah lelaki. 

Teru teru bōzu menjadi populer selama zaman Edo di antara masyarakat urban, di mana anak-anak membuatnya untuk memohon cuaca baik sehari sebelumnya dan bernyanyi "pendeta cuaca baik, cerahkan cuaca esok hari." Di masa modern, anak-anak biasanya membuat teru teru bozu menjelang acara piknik sekolah dengan harapan agar cuaca cerah sepanjang hari waktu pinik.. para petani juga membuat teru-teru-bōzu dari kertas tisu atau kapas dan benang lalu menggantungnya secara terbalik berarti memohon agar hujan turun.

Secara tradisonal, jika cuaca berubah cerah, mereka akan digambari mata (bandingkan dengan daruma), sesajen berupa sake suci dituangkan pada mereka, kemudian dihanyutkan di sungai. di jendela ketika mengharapkan hari yang cerah, seringkali sebelum hari piknik sekolah.
saat menangkal hujan, kita juga haru menanyikan lagu. berikut lirik lagunya :

Teru-teru-bōzu, teru bōzu
Teru-Teru-bōzu, bōzu Teru
Ashita tenki ni shite o-kure

Buatlah esok hari menjadi cerah untukku
Itsuka no yume no sora no yō ni

Seperti mimpiku pada suatu waktu
Haretara kin no suzu ageyo

Jika cerah, kuberi kamu bel emas.
Teru-teru-bōzu, teru bōzu

Teru-teru-bōzu, teru bōzu
Ashita tenki ni shite o-kure

Buatlah esok hari menjadi cerah untukku
Watashi no negai wo kiita nara

Kabulkan keinginanku
Amai o-sake wo tanto nomasho

Lalu kita minum sake

Teru-teru-bōzu, teru bōzu

Teru-teru-bōzu, teru bōzu
Ashita tenki ni shite o-kure

Buatlah esok hari menjadi cerah untukku
Sorete mo kumotte naitetara

Tetapi jika mendung dan anda menangis
Sonata no kubi wo chon to kiru zo

Lalu aku akan memotong putus kepalamu.

Kabarnya lagu ini mepunyai sejarah kelam tentang kisah seorang biarawan yang berjanji pada para petani untuk menghentikan hujan dan membawa cuaca cerah selama periode hujan berkepanjangan. Namun ternyata biarawan tersebut gagal membawa sinar matahari untuk para petani dan akhirnya dihukum mati.  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar